Mini Trip: Objek Wisata Rawa Pening

00.10

Haaaii everyoneee, assalamu'alaikuum.. welcome back to my blog yaah, thanks for always visiting here and don't forget to subscribe :)
Postingan kali ini aku mau cerita tentang salah satu mini trip ku, kusebut mini karena lokasinya yang masih dekat dengan kampusku wich is dekat dengan kosku juga, dan nggak perlu banyak persiapan kayak kalau mau travelling ke luar kota.
Jadiii kali ini aku mau ngajak kalian travelling kee.. Objek Wisata Rawa Pening yaaay!
Sebelumnya biar kuperkenalkan dulu apa itu Objek Wisata Rawa Pening. Kata ‘pening’ diambil dari kata bahasa Jawa yang berarti ‘bening’, dan ‘rawa’ adalah ‘danau’, so arti dari rawa pening adalah danau yang airnya bening. Danau ini adalah danau alam yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dengan luas 2.670 hektare, ia menempati 4 wilayah Kecamatan yakni: Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Rawa Pening terletak di cekungan terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau ini dangkal dan menjadi hulu bagi Sungai Tuntang.

Menurut legenda, Rawa Pening terbentuk dari muntahan air yang mengalir dari bekas cabutan lidi yang dilakukan oleh Baru Klinthing. Batu Klinting merupakan seekor Naga yang bisa bicara (what?). Suatu ketika warga menemukannya ketika sedang bertapa, dagingnya dibawa pulang untuk pesta. Dalam acara pesta itu datanglah seorang anak jelmaan Baru Klinting ingin menikmati hidangan, namun warga tidak menerima anak itu.
Dengan kemarahan hati anak itu mengadakan sayembara. Ia menancapkan lidi ke tanah, siapa penduduk desa ini yang bisa mencabutnya. Tak satu pun warga desa yang mampu mencabut lidi itu. Akhirnya anak itu sendiri yang mencabutnya, ternyata lubang tancapan tadi muncul mata air yang deras makin membesar dan menggenangi desa itu, penduduk semua tenggelam, kecuali Janda Tua yang telah berbuat baik kepadanya. Begitulah terbentuk rawa yang bening, dinamakan Rawa Pening.

Warung apung diatas beningnya air
Aku berkunjung kesini hari Sabtu 17 Desember 2016, lah masih inget? Iyalah, kan posting di Instagram haha.. aku berangkat pagi dari kos di Patemon, Semarang yang jaraknya *wait, lagi buka google maps* sekitar 30km. Kalau dari pusat Kota Semarang jaraknya sekitar 35km dan bisa ditempuh sekitar satu setengah jam tanpa macet, tanpa nyasar, tanpa kebocoran ban dijalan.
Karena begitu luasnya danau ini, maka aku sendiri bingung untuk menjelaskan letaknya. Danau ini menrut mbak gugel berada di sekitar Jalan Lingar Selatan Kilometer 03 Ambarawa, itu jalur yang biasa digunakan untuk menuju ke Jogja dari Semarang jika tidak lewat jalan tol. Untuk detail rutenya seperti setelah stasiun kearah mana, setelah terminal kemana silahkan gunakan google maps ajaya karena my navigation is my worst weakness.. I’m so sorry. TAPI. Hati-hati dengan google maps, pertamakali aku kesana waktu itu ada kegiatan social aku ikut rombongan dan sampai tanpa nyasar ke tempat tujuan, tapi waktu kedukalinya (yang sedang kuceritakan ini) aku pakai google maps dan NYASAR. Sebenarnya lagi-lagi karena dia sangat luas, jadi banyak entry point yang bisa digunakan, sayangya di beberapa titik sudah sangat ‘objek wisata banget’ yang disana harganya sudah mahal-mahal dan itu bukan tujuanku, hati-hati.
Setelah sampai di lokasi, kami parkir dengan biaya IDK 2.000 untuk satu motor, untuk entry nya sendiri FREE, gratis kawan-kawan! Dimana lagi kalian bisa dapet rekomendasi tempat wisata yang nggak bayar selain di blog ini hahaha
Mungkin itu yang membedakan Objek Wisata Rawa Pening yang kumaksud dengan rawa pening di belahan danau lain: gratis. Kalau bayar, berarti kalian berada di bagian lain dari danau ini.
Pertama datang kami harus melewati jembatan panjang yang sayangnya banyak coretan ababil alay like mytha love adhit, atau together forever begitu begitulah..

Foto dari jembatan, lihat tulisan alay di bagian kanan haha

Akhir dari jembatan ini sendiri adalah sebuah warung apung, warung yang terapung diatas danau macam villa di Maldives itu diapungkan dengan jerigen dibawahnya. Di warung itu kami beli jajan untuk mengisi perut yang belum sarapan sekalian mencoba mengecek harga juga, dan ternyata harga makanan disana sama dengan di warung atau toko biasa.
Selesai cemil-cemil mulailah kami bertanya-tanya tentang perahu, waisatawan bisa menaiki perahu mesin ukuran sedang dengan membayar IDK 30.000 untuk sekitar setengah jam berkeliling danau dengan kapasitas sekitar 6 orang, aku bilang sekitar karena nggak sempat menanyakanya. Mulailah pacar tergantengku yang pengertian kalau aku pengen banget naik perahu sampan berdua aja bagaikan di film My Heart jaman dulu itu sepik-sepik ke si bapak untuk menyewa sampan yang biasa mereka gunakan untuk mencari ikan. Dan dari sepikan itu, kami bisa menyewa sampan dengan hanya IDK 10.000. Karena sampan ini hanya cukup untuk berdua, dan tidak ada pengaman apalagi asuransi jiwa kalau kita jatuh atau kenapa-napa, maka si Mamas harus belajar mendayung dan mengarahkan sampan dulu sebelum benar-benar dilepas ke danau luas.

Proses belajar sampan
Daaan.. here we go! Kami bersampan di danau yang indaaaaah sekali, diantara para nelayan yang mencari ikan, bapak-bapak memancing, dari kejauhan pemandangan Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. What a great moment!

Pemandangan dari sampan


Seteleh kami puas berputar-putar di danau, dan Mamas sudah lelah karena aku nggak mungkin menggantikan dia mendayung, kami menepi. Sambil beristirahat kami sempatkan mengobrol dengan pengunjung yang sedang memancing ikan, beliau purnawirawan yang mengisi waktu tua ke danau ini setiap hari. Para pemancing seperti beliau juga yang membuat kesan tenang dan damai danau ini semakin kuat, walaupun masih ada beberapa ababil SMP yang berpacaran sepulang sekolah disana, tapi bukan masalah, karena perjalanan kami kali ini worth it syekalii..

Lihat bagaimana aku sangat bahagia haha

Pokoknya buat kamu yang suka jalan-jalan terutama di outdoor, murah, tapi sekaligus menantang, Objek Wisara Rawa Pening ini rekomended banget buat dikunjungi :)

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images